Nama
: Hana Fransiska
NIM
: 123174262
Jurusan
: Matematika
No.Hp
: 087733793637
ASIHIL
“Kebersamaan adalah Kebahagiaan”, begitulah bunyi
semboyan yang mendasari sebuah kerajaan ternama pada zaman itu. Kerajaan ini
semakin berumur, semakin kuat pula pemerintahannya. Dengan bertahtanya Raja
Asihil XIII, yang semakin membawa rakyat berjaya. Salah satu keistimewaan pada kerajaan Asihil
ini terletak pada kebahagiaan yang didapatinya dari
kebersamaannya bersama rakyatnya. Satu hal yang menjadi pendukung finansial di Kerajaan Asihil yaitu pengumpulan hasil bumi pada setiap panennya dilakukan untuk menunjang kehidupan esok hari. Jadi tak ada satupun rakyat yang tak bekerja dan tak menghasilkan sesuatu, kecuali anak dibawah 18 tahun dan orang yang membutuhkan perhatian khusus. Hukumnya ,panen akan di kumpulkan, dan kembali di olah untuk pesta rutin akhir pekan yang diadakan di Kediaman Raja. Semua warga kerajaan diharuskan datang dan pesta bersama Raja dan menghabiskan setiap makanan yang disediakan, karena itu merupakan kepercayaan mereka untuk tetap jayanya kerajaan Asihil.
kebersamaannya bersama rakyatnya. Satu hal yang menjadi pendukung finansial di Kerajaan Asihil yaitu pengumpulan hasil bumi pada setiap panennya dilakukan untuk menunjang kehidupan esok hari. Jadi tak ada satupun rakyat yang tak bekerja dan tak menghasilkan sesuatu, kecuali anak dibawah 18 tahun dan orang yang membutuhkan perhatian khusus. Hukumnya ,panen akan di kumpulkan, dan kembali di olah untuk pesta rutin akhir pekan yang diadakan di Kediaman Raja. Semua warga kerajaan diharuskan datang dan pesta bersama Raja dan menghabiskan setiap makanan yang disediakan, karena itu merupakan kepercayaan mereka untuk tetap jayanya kerajaan Asihil.
Pertengahan tahun abad XIII,
peristiwa besar menyambut segenap kegundahan rakyat. Terjadinya kemarau panjang
yang sebelumnya tak sempat terpikir, bahkan terbaca oleh para ahli nubuat
kerajaanpun tidak. Ini terjadi belum lama, sampai akhirnya Raja Asihil XIII
kembali membuat sebuah surat perintah untuh seluruh penduduk. “ Kepada seluruh penduduk Kerajaan
Asihil, demi kesejahteraan dan
kelangsungan hidup Kerajaan Asihil, akan diberlakukannya peraturan baru hingga
dikeluarkan kembali keputusan baru, yakni selama menghadapi musim kemarau
panjang berlalu, setiap penduduk diharapkan berpuasa untuk kalangan 18 tahun
keatas dan hanya boleh makan pada jam yang ditentukan (jam ku’am), mengingat
akan adanya kemarau panjang yang mendadak datang pada pertengahan tahun ini.
Bagi siapapun yang terbukti melanggar peraturan ini, akan dijatuhi hukuman
cambuk, 130 cambukan menandakan usia kerajaaan. Demikian surat keputusan
baru yang di amanatkan dan sekiranya
menjadi persetujuan bersama. Raja Asihil XIII “. Dengan serentak penduduk
mengucap,” Setuju‼‼‼”.
Dan diberlakukannyalah keputusan Raja, hingga tiba
suatu hari salah seorang pegawai datang melapor untuk Raja tentang perkembangan
pergudangan yang ada. Raja menemukan keganjalan pada penggunaan bahan makanan
pada minggu ini. Ditemukan perbedaan pada pemasukan dan pengeluaran bahan
makanan di gudang persediaan, memang selisih hanya beberapa, tapi Raja Asihil
tetaplah adil dan bijaksana. Kembali dikeluarkannya pengumuman untuk mengungkap siapa yang
mengetahui dan melakukan perbuatan keji tersebut, karena ini menyangkut
kebutuhan hidup ribuan penduduk kerajaan. Raja dan bagian pergudangan serta
dibantu beberapa rakyat terpercaya kembali mengatur strategi tersembunyi untuk
gudang penyimpanan bahan makanan. Tempatnya untuk sementara akan dipindahtempatkan
di gudang sebelah yang kosong, dan tempat iniakan dikosongkan.
Di suatu pagi, kembalilah seorang ini masuk ke
gudang lama untuk makan seperti kebiasaannya, karena beberapa hari ia tak
menemukan makanan di dapurnya. Masuk dan terkejutlah ia karena tak satupun
menemukan makanan matang ditempat itu. Muncullah beberapa orang kepercayaan
Raja ke gudang penyimpanan lama dan menemukan seseorang wanita yang sedang
kebingungan mencari sesuatu. Dan dibawanya perempuan itu untuk menghadap Raja
dan mengakui perbuatannya. Semua mata penduduk mengarah pada sesosok wanita
yang dibawa salah satu pegawai menuju hadapan raja. Raja Asihil sangat terkejut
dan hampir tak mempercayai kebenaran itu. Sosok wanita yang dibawa pegawai
kerajaan inilah yang membawa ketidak sinergisan antara pemasukan dan
pengeluaran pergudangan. Semua mulut
bergumam dengan sesamanya tentang peristiwa ini, dan Raja terlihat bingung.
Sepanjang pemerintahan Raja Asihil, baru kali ini para penduduk melihat dengan
mata kepala mereka sang Raja kelihatan gelisah kebingungan. “ Nak, kamu sayang
bunda kan,jelas kamu akan membebaskan bunda dari hukuman ini kan, nak?”
rengekan ibu pada Raja. “Tapi bagaimana dengan kebijakan Raja yang telah di
umumkan? Bukankah ada hukuman untuk setiap pelanggarnya?” sela satu rakyat
diantara gumaman rakyat.
Namun sebuah pilihan yang seharusnya bukan menjadi
pilihan, yang tidaklah susah tanpa memilih keduanya atau pilih keduanya. Namun
hukuman adalah hukuman, keputusan tetaplah keputusan. Meskipun berat bagi Raja
Asihil tuk menentukan pilihan kasih karena ibunda tercintanya namun ia juga
harus menegakkan keadilan diantara penduduk bagi kerajaannya. Mau tak mau,
keputusan Raja Asihil sangat menentukan kebijakan peristiwa ini. Lalu turunlah
Raja dan memegang pengeras suara dan angkat suara, “Rakyat yang kucintai,
sesuai keputusan di awal perjanjian, telah diputuskan bahwa ada hukuman cambuk
130 kali untuk pelanggar, dan ini keputusan terberat bagiku sebagai pemimpin
karena ini menyangkut seseorang yang sungguh kucintai, namun akan tetap ada
keputusan untuk ini. “ keheningan
terjadi, tiada mata sepasangpun yang tak melihat sang Raja,dan
akhirnya,” Baiklah rakyatku semua, bagiku, ibuku adalah orang yang sangat aku
kasihi, dan rakyatku adalah orang – orang yang membutuhkn keadilan, Keadilan
dan kasih demikian keduanya berkutat di
otakku. Bagiku inilah keputusan yang
tepat, bahwa aku akan melaksanakan hukuman dan menggantikannya. “ ungka pan
lantangnya sambil mendekati tempat cambukan
“
Tidakkk……..! Hentikan!” Teriakan ibu untuk sang Raja, puteranya, memberikan
ribuan pasang mata memalingkan pandangan ke seorang ibu raja yang menyesali
perbuatannya. Sang Raja menolehkan wajahnya untuk ibunya, dan ia mengatakan, “
Aku selalu mengasihimu, Ibu.” Pasrahnya. Dan ia segera bersiap – siap membuka
bajunya dan menjalankan hukuman karena waktu sudah menunjukkan tepat
penghukuman.
Catatan
:
·
Asihil : Kasih dan
Adil
·
Jam Ku’am : jam 18.00
– 19.00
Warisan
kebudayaan memang seringkali memberikan kita perasaan untuk kita melaksanakan dan
memilih pilihan satu saja dari kedua pilihan kasih dan adil karena keduanya
berat. Seperti halnya Yesus Kristus yang telah membayar lunas segala
pelanggaran kita, itu bukanlah pilihan yang mudah untuk Tuhan ambil. Karena
kasih Nya kepada manusia, dan keadilanNya sebagai Raja, Ia tak memandang besar
kecilnya dosa kita, Ia hanya mau kita merasakan keadilan melalui kasihNya.
Sperti kisah seorang Raja di atas. Yesus tak memiarkan Ibunya yang menanggung
hukuman karena begitu besarnya kasihny kepada Ibunya. Demikian Allah Bapa
mengaruniakan Anak TunggalNya, yaitu Yesus Kristus untuk menanggung semua kutuk
dosa kita dan Ia tak mengungkit – ungkit hal itu. Yesus dihina, disakiti,
dipukul, diolok, semua Yesus alami untuk menuju ke penyaliban. Alangkah
sadisnya kita jika pemikiran kita tetap pada ujung penyangkalan akan Dia,
Marilah menghormati, meyakini Kasih Tuhan tak habis hanya di kayu salib dan
berhenti. Namun, marilah hidup yang kotor ini, kita yang dulu sering, bahkan
selalu melakukan dosa, minta ampun dan berbalik untuk menghargai dan mengasih
Ia tiada henti seperti ia menunjukkan kasihNya buat kita. Biarlah paskah tahun
ini memberikan kita kekuatan akan kuatnya kasih Kristus untuk kita, dan
menjadikan kita semakin hidup menghormatiNya dan menjadi saluran kasih buat
sekeliling kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan komentar anda disini. Tuhan Yesus memberkati. GBU