Jumat, 29 Maret 2013

Karya : Hana Fransiska


Nama : Hana Fransiska
NIM : 123174262
Jurusan : Matematika
No.Hp : 087733793637
ASIHIL
“Kebersamaan adalah Kebahagiaan”, begitulah bunyi semboyan yang mendasari sebuah kerajaan ternama pada zaman itu. Kerajaan ini semakin berumur, semakin kuat pula pemerintahannya. Dengan bertahtanya Raja Asihil XIII, yang semakin membawa rakyat berjaya.  Salah satu keistimewaan pada kerajaan Asihil ini terletak pada kebahagiaan yang didapatinya dari
kebersamaannya bersama rakyatnya. Satu hal yang menjadi pendukung finansial di Kerajaan Asihil yaitu pengumpulan hasil bumi pada setiap panennya dilakukan untuk menunjang kehidupan esok hari. Jadi tak ada satupun rakyat yang tak bekerja dan tak menghasilkan sesuatu, kecuali anak dibawah 18 tahun dan orang yang membutuhkan perhatian khusus. Hukumnya ,panen akan di kumpulkan, dan kembali di olah untuk pesta rutin akhir pekan yang diadakan di Kediaman Raja. Semua warga kerajaan diharuskan datang dan pesta bersama Raja dan menghabiskan setiap makanan yang disediakan, karena itu merupakan kepercayaan mereka untuk tetap jayanya kerajaan Asihil.
            Pertengahan tahun abad XIII, peristiwa besar menyambut segenap kegundahan rakyat. Terjadinya kemarau panjang yang sebelumnya tak sempat terpikir, bahkan terbaca oleh para ahli nubuat kerajaanpun tidak. Ini terjadi belum lama, sampai akhirnya Raja Asihil XIII kembali membuat sebuah surat perintah untuh seluruh  penduduk. “ Kepada seluruh penduduk Kerajaan Asihil, demi kesejahteraan  dan kelangsungan hidup Kerajaan Asihil, akan diberlakukannya peraturan baru hingga dikeluarkan kembali keputusan baru, yakni selama menghadapi musim kemarau panjang berlalu, setiap penduduk diharapkan berpuasa untuk kalangan 18 tahun keatas dan hanya boleh makan pada jam yang ditentukan (jam ku’am), mengingat akan adanya kemarau panjang yang mendadak datang pada pertengahan tahun ini. Bagi siapapun yang terbukti melanggar peraturan ini, akan dijatuhi hukuman cambuk, 130 cambukan menandakan usia kerajaaan. Demikian surat keputusan baru  yang di amanatkan dan sekiranya menjadi persetujuan bersama. Raja Asihil XIII “. Dengan serentak penduduk mengucap,” Setuju‼‼‼”.
Dan diberlakukannyalah keputusan Raja, hingga tiba suatu hari salah seorang pegawai datang melapor untuk Raja tentang perkembangan pergudangan yang ada. Raja menemukan keganjalan pada penggunaan bahan makanan pada minggu ini. Ditemukan perbedaan pada pemasukan dan pengeluaran bahan makanan di gudang persediaan, memang selisih hanya beberapa, tapi Raja Asihil tetaplah adil dan bijaksana. Kembali dikeluarkannya  pengumuman untuk mengungkap siapa yang mengetahui dan melakukan perbuatan keji tersebut, karena ini menyangkut kebutuhan hidup ribuan penduduk kerajaan. Raja dan bagian pergudangan serta dibantu beberapa rakyat terpercaya kembali mengatur strategi tersembunyi untuk gudang penyimpanan bahan makanan. Tempatnya untuk sementara akan dipindahtempatkan di gudang sebelah yang kosong, dan tempat iniakan dikosongkan.
Di suatu pagi, kembalilah seorang ini masuk ke gudang lama untuk makan seperti kebiasaannya, karena beberapa hari ia tak menemukan makanan di dapurnya. Masuk dan terkejutlah ia karena tak satupun menemukan makanan matang ditempat itu. Muncullah beberapa orang kepercayaan Raja ke gudang penyimpanan lama dan menemukan seseorang wanita yang sedang kebingungan mencari sesuatu. Dan dibawanya perempuan itu untuk menghadap Raja dan mengakui perbuatannya. Semua mata penduduk mengarah pada sesosok wanita yang dibawa salah satu pegawai menuju hadapan raja. Raja Asihil sangat terkejut dan hampir tak mempercayai kebenaran itu. Sosok wanita yang dibawa pegawai kerajaan inilah yang membawa ketidak sinergisan antara pemasukan dan pengeluaran  pergudangan. Semua mulut bergumam dengan sesamanya tentang peristiwa ini, dan Raja terlihat bingung. Sepanjang pemerintahan Raja Asihil, baru kali ini para penduduk melihat dengan mata kepala mereka sang Raja kelihatan gelisah kebingungan. “ Nak, kamu sayang bunda kan,jelas kamu akan membebaskan bunda dari hukuman ini kan, nak?” rengekan ibu pada Raja. “Tapi bagaimana dengan kebijakan Raja yang telah di umumkan? Bukankah ada hukuman untuk setiap pelanggarnya?” sela satu rakyat diantara gumaman rakyat.
            Namun  sebuah pilihan yang seharusnya bukan menjadi pilihan, yang tidaklah susah tanpa memilih keduanya atau pilih keduanya. Namun hukuman adalah hukuman, keputusan tetaplah keputusan. Meskipun berat bagi Raja Asihil tuk menentukan pilihan kasih karena ibunda tercintanya namun ia juga harus menegakkan keadilan diantara penduduk bagi kerajaannya. Mau tak mau, keputusan Raja Asihil sangat menentukan kebijakan peristiwa ini. Lalu turunlah Raja dan memegang pengeras suara dan angkat suara, “Rakyat yang kucintai, sesuai keputusan di awal perjanjian, telah diputuskan bahwa ada hukuman cambuk 130 kali untuk pelanggar, dan ini keputusan terberat bagiku sebagai pemimpin karena ini menyangkut seseorang yang sungguh kucintai, namun akan tetap ada keputusan untuk ini. “ keheningan  terjadi, tiada mata sepasangpun yang tak melihat sang Raja,dan akhirnya,” Baiklah rakyatku semua, bagiku, ibuku adalah orang yang sangat aku kasihi, dan rakyatku adalah orang – orang yang membutuhkn keadilan, Keadilan dan kasih  demikian keduanya berkutat di otakku. Bagiku  inilah keputusan yang tepat, bahwa aku akan melaksanakan hukuman dan menggantikannya. “ ungka pan lantangnya sambil mendekati tempat cambukan
“ Tidakkk……..! Hentikan!” Teriakan ibu untuk sang Raja, puteranya, memberikan ribuan pasang mata memalingkan pandangan ke seorang ibu raja yang menyesali perbuatannya. Sang Raja menolehkan wajahnya untuk ibunya, dan ia mengatakan, “ Aku selalu mengasihimu, Ibu.” Pasrahnya. Dan ia segera bersiap – siap membuka bajunya dan menjalankan hukuman karena waktu sudah menunjukkan tepat penghukuman.



Catatan :
·         Asihil : Kasih dan Adil
·         Jam Ku’am : jam 18.00 – 19.00
Warisan kebudayaan memang seringkali memberikan kita perasaan untuk kita melaksanakan dan memilih pilihan satu saja dari kedua pilihan kasih dan adil karena keduanya berat. Seperti halnya Yesus Kristus yang telah membayar lunas segala pelanggaran kita, itu bukanlah pilihan yang mudah untuk Tuhan ambil. Karena kasih Nya kepada manusia, dan keadilanNya sebagai Raja, Ia tak memandang besar kecilnya dosa kita, Ia hanya mau kita merasakan keadilan melalui kasihNya. Sperti kisah seorang Raja di atas. Yesus tak memiarkan Ibunya yang menanggung hukuman karena begitu besarnya kasihny kepada Ibunya. Demikian Allah Bapa mengaruniakan Anak TunggalNya, yaitu Yesus Kristus untuk menanggung semua kutuk dosa kita dan Ia tak mengungkit – ungkit hal itu. Yesus dihina, disakiti, dipukul, diolok, semua Yesus alami untuk menuju ke penyaliban. Alangkah sadisnya kita jika pemikiran kita tetap pada ujung penyangkalan akan Dia, Marilah menghormati, meyakini Kasih Tuhan tak habis hanya di kayu salib dan berhenti. Namun, marilah hidup yang kotor ini, kita yang dulu sering, bahkan selalu melakukan dosa, minta ampun dan berbalik untuk menghargai dan mengasih Ia tiada henti seperti ia menunjukkan kasihNya buat kita. Biarlah paskah tahun ini memberikan kita kekuatan akan kuatnya kasih Kristus untuk kita, dan menjadikan kita semakin hidup menghormatiNya dan menjadi saluran kasih buat sekeliling kita.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan komentar anda disini. Tuhan Yesus memberkati. GBU